Peredran Darah

Peredran Darah

Note :
  • Silahkan anda klik tombol warna oranye (no 1) yang bergambar pensil tersebut untuk mulai posting article,
  • Atau klik icon tanda panah kecil untuk memilih beberapa pengaturan, misal ‘Pos‘ untuk melihat semua artikel yang sudah ditulis, ‘Laman‘ untuk menulis artikel menu seperti profil, kontak dan sebagainya, ‘Komentar‘ untuk melihat siapa saja yang telah memberi comment, dan ‘Statistik‘ untuk melihat jumlah pengunjungnya per hari, minggu atau bulan. Setelah masuk di bagian itu, anda juga masih bisa melihat tombol pos atu membuat artikel baru di bagian kiri samping yang juga tulisannya oranye.
 SISTEM ESKRESI PADA HEWAN DAN MANUSIA

SISTEM ESKRESI PADA HEWAN DAN MANUSIA

JURNAL SISTEM ESKRESI PADA HEWAN DAN MANUSIA

A. IDENTITAS
Nama                           : Ervina Agustin
Npm                            : 15320042
Kelas                           : Biologi B
Prodi                           : Pendidikan Biologi
Mata kuliah                 : Telaah Biologi SMP
Semester                      : 3
Dosen pengampu        : Dr. Muhfahroyin M.Ta. dan Agil  Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan                   : ke-9

B. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT , Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya , kami dapat menyelesaikan tugas jurnal Telaah Biologi SMP. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil tugas ini dapat terselesaikan . Kami tidak hanya bersyukur kepada-Nya saja tetapi kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami . Kami membuat jurnal ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen . Dari pembuatan jurnal ini tidak hanya menyelesaikan tugas , tetapi bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan kita yang berkaitan dengan Sistem Ekresi Pada Hewan Dan Manusia. Kiranya jurnal ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca . Meski begitu , penulis sadar bahwa jurnal ini perlu untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan . Untuk itu , saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati.

C. SUBTANSI KAJIAN
A.    Pengertian Sistem Eksresi
B.     SistemEkskresiPadaHewan
C.    Organ-Organ Pada SistemEkskresi
D.    Kelainan dan Penyakit pada Sistem Eksresi


D. REVIEW PEMBELAJARAN
Sistem Eskresi pada Hewan dan Manusia 

   a.      Pengertian Sistem Eksresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun bagi tubuh. Zat-zat ini, antara lain CO2, garam-garam dan senyawa nitrogen yang disebut urea. Sistem yang bertugas mengeluarkan zat-zat ini disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit.
 Sistem ekskresi merupakan sistem pengeluaran sisa metabolisme tubuh yang diserap dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, pernapasan dan keringat. Organ-organ ekskresi  di dalam tubuh bekerja maksimal untuk mengeluarkan zat sisa hasil metabolisme yang tidak berguna dari dalam tubuh..
   b.      SistemEkskresiPadaHewan
Hewanjugamelakukanmetabolismeuntukmelakukanaktifitaskehidupan.Metabolismemenghasilkanzatsisa yang harusdieksresikandaritubuh.Setiaphewanmemilikicara yang berbedauntukmengeksresikansisametabolisme.
  a.    .Hewan sederhana (hewan berpori/porifera) bagian tubuh yang digunakan untuk mengatur konsentrasi cairan tubuhnya cukup dengan proses difusi dan osmosis langsung melalui membran sel.
  b.     Hewan bersel satu (misalnya Amoeba, Paramaecium), bagian tubuh yang digunakan dalam osmoregulasi adalah vakuola kontraktil melalui mekanisme difusi dan osmosis.
  c.    Hewan darat, osmoregulasi terjadi melalui organ pengeluaran (ekskresi), berupa ginjal. Dalam hal ini ginjal berperan sebagai organ ekskresi dan osmoregulasi.
Hewan vertebrata dan invertebrata air (amfibi, ikan, serangga) fungsi osmoregulasi melalui organ khusus seperti insang, kulit, bahkan usus.

   c.       Organ-Organ Pada SistemEkskresi
1.      Ginjal (Ren)
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, seperti urea, dan ammonia. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, seperti vitamin C yang terlalu banyak dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler, dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.

a. Struktur Ginjal
Ginjal manusia memiliki panjang sekitar 10 cm dan bentuk seperti kacang merah, berjumlah sepasang, dan terletak di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Tipe ginjal manusia adalah metanefros yang tidak bersegmen dan memiliki glomerulus yang banyak. Ginjal terdiri atas kulit ginjal, sumsum ginjal, dan rongga ginjal.

1)    Kulit ginjal (korteks)
Pada kulit ginjal banyak terdapat badan malpighi yang berjumlah ± 1 juta. Badan malpighi terdiri atas glomerulus.
2)    Sumsum ginjal (medula)
Sumsum ginjal berupa badan-badan yang berbentuk kerucut dan banyak mengandung saluran yang mengumpulkan urine yang disebut tubulus kontortus.
3) Rongga ginjal (pelvis renalis)
Di rongga ini bermuara saluran pengumpul. Dari rongga tersebut, urine keluar dari saluran ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih). Dari kandung kemih, urine keluar tubuh melalui saluran uretra.
Ginjal menyaring darah sebanyak 1.500 liter per hari, sehingga ada beberapa zat yang harus dibuang melalui alat pengeluaran. Tahukah kamu zat-zat apa saja yang dibuang melalui ginjal? Urea, amonia, dan air dibuang melalui ginjal berupa urine. Urine yang dihasilkan dalam waktu satu hari lebih kurang 1,5 liter. Apa yang kamu ketahui tentang urea, amonia, dan air? Kamu dapat menjelaskannya setelah mempelajari pembahasan berikut.
a.       Urea
Urea dibentuk oleh hati dari protein yang tidak diperlukan darah. Urea terdiri atas zat nitrogen yang beracun bagi darah sehingga harus dibuang. Proses pembuangan ini disebut dengan ekskresi.
b.      Amonia
Amonia merupakan hasil dari perombakan protein. Senyawa ini berbahaya bagi tubuh sehingga harus dikeluarkan secara teratur melalui proses ekskresi.
c.       Air
Air sangat penting dalam proses metabolisme tubuh, tapi jika jumlah air terlalu berlebih akan membuat konsentrasi darah menjadi tidak konstan. Untuk itu, kelebihan air harus dibuang supaya keseimbangan konsentrasi darah terjaga. Proses ini disebut dengan osmoregulasi.
Pembentukan urine terjadi di ginjal. Proses pembentukan urine adalah sebagai berikut.
  • Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui pembuluh darah menuju ke glomerulus.
  • Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang terlarut dalam darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat yang bermolekul kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula, maka zat-zat tersebut disebut dengan filtranglomerulus.
  • Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian filtraglomerulus tersebut akan diteruskannke tubulus proksimal.
  • Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya yang tidak diserap atau tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
  • Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan augmentasi? Augmentasi adalah penambahan zat-zat yang tidak diperlukan ke dalam urine primer sehingga menjadi urine sekunder. Urine sekunder adalah urine sesungguhnya.
  • Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter dan ditampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter, tetapi dapat berubah tergantung dari jumlah cairan yang masuk. Urine yang normal berwarna bening orange pucat tanpa endapan, baunya tajam (pesing), sedikit asam terhadap lakmus (pH 6).
Pada orang sakit, urine bisa digunakan sebagai indikator terjadinya gangguan di dalam tubuh. Karena setiap zat yang tidak digunakan oleh sel dibuang melalui urine. Jika dalam urine terdapat zat-zat yang masih berguna, ini berarti adanya kerusakan pada glomerulus atau tubulus. Kerusakan tersebut juga bisa menyebabkan zat-zat racun akan kembali masuk ke dalam tubuh.
2.       Kulit (Integumen)
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit berupa keringat. Keringat tersusun dari air dan garam-garam mineral terutama garam dapur (NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein.
Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu  epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.
a. Epidermis (Kulit Ari)
Kulit ari adalah kulit yang paling luar dan sangat tipis sekali. Kulit ari terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi.
  • Lapisan tanduk
Lapisan tanduk yaitu lapisan kulit ari yang paling luar dan merupakan lapisan mati sehingga mudah mengelupas, tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Lapisan ini akan selalu baru, jika mengelupas tidak akan terasa sakit atau mengeluarkan darah karena tidak terdapat pembuluh darah dan saraf.
  • Lapisan malpighi
Lapisan malpighi merupakan kulit ari yang berada di bawah lapisan kulit tanduk. Lapisan ini tersusun dari sel-sel hidup yang selalu membelah diri. Pada lapisan ini terdapat pembuluh kapiler yang berperan untuk penyampaian nutrisi. Sel-sel yang hidup tersebut mengandung melanin. Melanin adalah pigmen sel yang mewarnai kulit dan melindungi  sel dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari. Produksi melanin akan meningkat jika terlalu banyak mendapatkan sinar matahari sehingga warna kulit akan menjadi lebih gelap. Pigmen lainnya adalah keratin. Jika pigmen keratin dan melanin bergabung, maka warna kulit menjadi kekuningan. Bila lapisan malpighinya tidak mengandung pigmen, maka orang tersebut dinamakan albino. Setiap orang memiliki pigmen yang berbeda-beda sehingga ditemukan bermacam-macam warna kulit seperti warna putih, sawo matang, kuning langsat, dan hitam.
b. Dermis (Kulit Jangat)
Kulit jangat atau dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis. Dermis lebih tebal dari pada epidermis. Dermis mempunyai serabut elastik yang memungkinkan kulit merenggang pada saat orang bertambah gemuk, dan kulit bergelambir pada saat orang menjadi kurus.
Pada lapisan dalam dermis akan ditemui:
  • Pembuluh kapiler, berfungsi untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit.
  • Kelenjar keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk menghasilkan keringat.
  • Kelenjar minyak (glandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak supaya kulit dan rambut tidak kering dan mengkerut.
  • Kantong rambut, memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada saat dingin dan rasa takut, rambut yang ada di tubuh kita terasa berdiri. Hal ini disebabkan karena di dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut.
  • Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf rasa panas, saraf rasa dingin, dan saraf sentuhan.
c. Jaringan Ikat Bawah Kulit
Jaringan ikat bawah kulit berada di bawah dermis. Jaringan ini tidak memiliki pembatas yang jelas dengan dermis, sebagai patokannya adalah mulainya terdapat sel lemak. Pada lapisan kulit ini banyak terdapat lemak. Apa fungsi dari lapisan lemak tersebut? Lapisan lemak berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benturan, menahan panas tubuh, dan sebagai sumber energi cadangan.
Kamu telah mengenal bagian-bagian dari kulit. Tahukah kamu apa fungsi dari kulit? Selain sebagai tempat pengeluaran, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D, tempat menyimpan kelebihan lemak, sebagai pelindung, dan indera peraba. Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat berfungsi sebagai:
a.       Indra peraba dan perasa. Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang bisa menangkap rangsangan berupa suhu, nyeri, dan tekanan. Rangsangan tersebut akan disampaikan ke otak sebagai pusat informasi sehingga kita dapat mengetahui apa yang kita sentuh.
b.       Pelindung tubuh terhadap luka dan kuman. Kulit melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa tekanan, dan gangguan yang bersifat kimia. Selain itu, kulit juga melindungi tubuh dari gangguan yang bersifat biologis, seperti serangan bakteri dan jamur. Kulit juga menjaga tubuh supaya tidak kehilangan banyak air dan melindungi tubuh dari sinar ultraviolet.
c.         Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet cahaya matahari. Di dalam kulit terdapat provitamin D yang dapat diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet matahari pada waktu pagi hari. Vitamin D sangat penting untuk pembentukan tulang.
d.        Penyimpan kelebihan lemak. Kulit dan jaringan bagian bawah bekerja sebagai tempat penyimpanan air. Jaringan adipose di bawah kulit sebagai tempat penyimpanan lemak. Cadangan lemak dapat dibakar sehingga menghasilkan panas dan energi untuk mengatasi udara dingin. Untuk itulah, biasanya  orang yang memiliki banyak lemak atau orang gemuk lebih tahan dengan udara dingin.
e.         Pengatur suhu tubuh. Pada waktu tubuh dalam keadaan panas, pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Demikian suhu tubuh akan turun. Cara pelepasan panas dari kulit bisa juga terjadi dengan pengaliran panas dari benda yang disentuh, misalnya menyentuh pakaian.

3. Paru-paru (Pulmo)
Pembahasan tentang organ paru-paru sudah banyak dibahas pada pokok bahasan sistem pernapasan. Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
Paru-paru adalah organ yang bertindak sebagai alat pernapasan. Selain itu paru-paru juga bertindak sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kedua zat ini harus dikeluarkan supaya tidak mengganggu fungsi tubuh. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada diafragma.
Paru-paru termasuk organ pengeluaran karena udara pernapasan yang dikeluarkan mengandung karbondioksida dan air yang dihasilkan dari kegiatan sel. Keluarnya air bisa dilihat ketika kamu bernapas dalam udara dingin berupa kabut. Setiap hari tubuh melepaskan kurang lebih 350 ml air  dalam bentuk uap air melalui sistem pernapasan.
Karbondioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru-paru yang lembab. Pada manusia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2. Air yang dibuang melalui paru-paru berasal dari aktivitas metabolisme yang merupakan zat buangan dari respirasi. Asal dan jumlah air yang dikeluarkan dari paru-paru tidak begitu penting karena tubuh mengandung air yang jumlahnya relatif banyak.
4. Hati (Hepar)
Hati merupakan kelenjar terbesar pada manusia, warnanya merah tua, dan beratnya sekitar 2 kg pada orang dewasa. Hati dapat dikatakan sebagai alat  sekresi dan ekskresi. Mengapa hati dapat dikatakan sebagai alat sekresi? Hati menghasilkan empedu. Oleh karena itu, hati sebagai alat sekresi. Hati dikatakan sebagai alat ekskresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Intinya ialah hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi kedalam empedu dan urine.
Di dalam hati, sel-sel darah merah akan dipecah menjadi hemin dan globin. Hemin akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu keluar bersama feses dan urine, dan akan memberi warna pada feses dan urine manjadi berwarna kuning.
Hati ikut berperan dalam sistem pengeluaran karena sel-sel hati berfungsi sebagai tempat perombakan sel-sel darah merah  dan menguraikan hameglobin sehingga menghasilkan zat warna empedu (bilirubin). Zat warna empedu ini dikeluarkan ke dalam urin dan feses. Hati juga berperan dalam pembentukan urea dari amonia, yang kemudian dikeluarkan lewat ginjal bersama urin.
a. Menghasilkan getah empedu
Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam kantung empedu kemudiandisalurkan ke usus 12 jari.
Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan urine kuning kecoklatan.
a. Menghasilkan urea
Urea adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, hati juga mempunyai fungsi lain yang berguna bagi tubuh antara lain:
  • menyimpan gula dalam bentuk glikogen,
  • menawarkan racun,
  • membuat vitamin A yang berasal dari provitamin A,
  • mengatur kadar gula dalam darah,
  • membuat fibrinogen serta protombin,
  • menghasilkan zat warna empedu, dan
  • tempat pembentukan urea.
d.        Kelainan dan Penyakit pada Sistem Eksresi
1. Penyakit pada ginjal
a.       Diabetes Melitus (kencing manis); Penyakit ini ditandai oleh adanya kandungan gula yang tinggi dalam darah dan zat-zat keton serta asam akibat kekurangan hormon insuli.
b.      Diabetes insipidus; merupakan penyakit yang ditandai sengan pengeluaran urine yang berlebihan karena kekurangan hormon antidiuretik (ADH).
c.       Batu Ginjal; penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garan kalsium, fosfat, atau asam urat urine di dalam rongga ginjal, salauran ginjal atau di dalam kandung kemih.
d.      gagal ginjal; suatu penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak mampu lagi berfungsi dan menyebabkan penimbunan limbah metabolisme di dalam darah.
e.       Albuminuria; adalah penyakit yang ditandai oleh adanya molekul albumin dan protein laindalam urine.
f.       Hematuria dan nefritis ; penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.

   2.    Penyakit pada hati
a.       Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan sertamerusak sel-sel hati.
b.      Sirosis; penyakit hati kronis dan menyebabkan guratan pada hati sehingga hati menjadi tidak berfungsi.

   3.    Penyakit pada paru-paru
a.       TBC yaitusuatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberkulosis
b.      Asma atau sesak napas yaitu kelainan karena penyumbatan saluran pernapasan
c.       Kanker paru-paru, yaitu gangguan paru-paru yang salah satunya disebabkan oleh kebiasaan merokok.
d.      Empisema, yaitu penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah dalam paru-paru terisi udara.

   4.    Penyakit pada kulit
a.       Kanker kulit, yaitu penyakit yang disebabkan oleh sinar ultraviolet
b.      Psioriasisyaitu penyakit dengan gejala antara lain kulit kemerahan dan bersisik
c.       Skabies yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil
d.      Jerawat, yaitu gangguan umum yang bersifatkronis pada kelenjar minyak
e.       Eksim yaitu penyakit kulit yang disebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan dan bersisik



   E.     Kesimpulan
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolism dari tubuh. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistemekskresi.

1. Sistem Ekskresi Pada Hewan
Hewan juga melakukan metabolism untuk melakukan aktifitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme. Pada hewan invertebrate belum terdapat sistem ekskresi. Akantetapi, sisa-sisa metabolism harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untukitu, hewan invertebrate memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).

2. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi, diantaranya Ginjal merupakan alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap hari nya dipengaruhi oleh zat-zat diuretik, suhu, volume larutan dan emosi. Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain nefritis, batu ginjal, albuminuria, glikosuria, hematuria, ketoses, diabetes melitus, diabetesinsipidus.

Sistem Ekskresi pada Manusia dan Sistem Ekskresi pada Hewan

Sistem Ekskresi pada Manusia dan Sistem Ekskresi pada Hewan


A.   Identitas
Nama                          : Nadya Ayu Prastica
NPM                            : 15320062
Prodi                            : Pendidikan Biologi ( B )
Semester                    : Tiga (3)
Dosen Pengampu       : Agil Lepiyanto.,M.Pd.

B.   Pengantar
Bissmilahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Dengan mengucap syukur alhamdullillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil ringkasan materi Telaah Biologi SMP.
            Penyusun ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas ringkasan materi Telaah Biologi SMP pertemuan ke sembilan.
            Saya menyadari bahwa penyusunan jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat saya harapkan. Selama pertemuan ke sembilan mata kuliah Telaah Biologi SMP.
Wasasalamu’alaikum Wr.Wb

C.   Substansi Kajian
1.    Sistem Ekskresi pada Manusia
2.    Organ-organ penyususn sistem ekskresi Manusia
3.    Kelainan Sistem Ekskresi Manusia
4.    Pengertian Sistem Ekskresi Pada Hewan

D.   Review Pembelajaran
Pengertian sistem ekskresi
Sistem ekskresi merupakan proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilkan energi dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia meliputi ginjal, kulit, paru-paru, dan hati

Organ-Organ Penyusun Sistem Ekskresi Manusia
1.    Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter.
FUNGSI KULIT
·          Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
·          mengeluarkan keringat
·          pelindung tubuh
·          menyimpan kelebihan lemak
·          mengatur suhu tubuh
·          tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum
Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan tanduk. lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.
c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.
2. Paru-paru

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidcAPB5nTGvPESmFw8oG6RBnfROMMu0LQbZngqY__sQjxrERzlodXN0bxuVjDgygJDIt8rrl79-jmTox7soIGaPZ-E1JlEoC5IxeKMVVMFBT1Xwy_reN4y3eexMmDegEYhp34D9V0xGkw/s400/paru-paru1.jpg
FUNGSI PARU-PARU
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah  mengeluarkan  karbondioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
Penyakit yg terdapat pada paru-paru :
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.

3.    Ginjal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiniqeQzaHw7xaSgU5Rtlx3EREyFBIYdlrd0WZY8FiyILR15rcSOmK9Xjo4Vn-c6c8eoVFpWOIPMvYxB6DTVnZkILNmMPuItxQGhCIvp0UvchPwWYikHsXuKn-3AOvVj2oORs4-QJYbWO0/s400/ginjal.gif
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.
kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah.
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
4.    Hati
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvsBBaaVR2j22FmALR5Zn4JLsarvUlmP8Uoo9wRhJx5SzmPeSnaWpDwaM41fuEeNTJfBF0IcKDLoflhKw1EXalaeV9fRk8lRE5jC-itaZwtA748DxsWPHXUVwUfrFlhdpqk0tpreUUjNk/s400/HATII.jpg
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh  dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma.
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
  • Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
  • Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
  • Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
  • Pembentukan  dan pengeluaran cairan empedu.
  • Menetralkan obat dan racun.
  • Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi Manusia
1. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.

2. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan pada badan malphigi.

3. Albuminaria
Albuminaria adalah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada membran glomerulus sebagai akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.

4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah radang organ-organ sistem urin karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urin yang mengalami pendarahan.

5. Bilirubinaria
Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.

6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam saluran ginjal, pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa ditemukan batu ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi bakteri.

7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban gagal ginjal.

8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.

9. Kistitis
Kistitis adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa. kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka mekanis.

10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan prednison, yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya nefrosis.

11. Polisistik
Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.

12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam darah. Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.

13. Albino (bule)
Albino terjadi karena tidak adanya pigmen melanin pada lapisan granulosum.
Sistem Ekskresi Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi menjadi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata, Di dalam tubuh semua jenis hewan terjadi berbagai proses metabolisme yang menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat ekskresi. Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Jenis vertebrata Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal dan paru-paru, kecuali kelompok ikan. Proses pengeluaran karbon dioksida dan uap air pada ikan terjadi melalui insang. Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata memiliki alat-alat pengeluaran dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata.

1.Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata :
a. Sistem Ekskresi pada Aves

                Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Alat-alat pengeluaran aves (burung) terdiri atas ginjal, dan paru-panu. Ginjal burung berjumlah dua buah dan berwarna cokelat. Ginjal memiliki saluran ginjal yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin serta saluran pencernaan bermuara di kloaka. Paru-paru burung berfungsi sama dengan paru-paru pada hewan bertulang belakang yang lain. Pada proses pernapasan, paru-paru berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang nerupakan hasil oksidasi dalam tubuh burung.
b. Sistem Ekskresi pada Reptilia
                     Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Alat-alat pengeluaran reptilia terdiri atas ginjal. paru-paru, dan kulit. Bentuk ginjal reptilia menyesuaikan bentuk tubuhnya. Misalnya, ginjal pada ular memanjang, sedangkan ginjal pada kura-kura lebih melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat pendek. Ular dan buaya tidak mempunyai kantong kemih, sedangkan kadal mempunyai kantong kemih tipis yang langsung bermuara di kloaka.
c. Sistem Ekskresi pada Amfibi
              Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Amfibi artinya dapat hidup di dua alam, yaitu darat dan air. Contoh hewan amfibi adalah katak. Alat ekskresi utama pada katak adalah ginjal. Ginjal katak memiliki saluran yang bermuara pada kloaka. Pada katak jantan, saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin, sedangkan pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah. Ginjal katak terutama berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan dalam tububnya. Kantong kemih yang menampung filtrat dan ginjal digunakan pula untuk mengatur air. Ketika katak berada dalam air, kantong kemihnya penuh berisi urine encer. Namun, ketika berada di darat, air dalam kantong kemih diserap kembali ‘untuk rnengganti kehilangan air akibat proses penguapan melalui kulit.
Kulit katak dapat mengeluarkan lendir berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembap atau basah. Permukaan kulit yang lembap akan meningkatkan pertukaran gas dalam proses pernapasan katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi katak yang lain adalah paru-paru. Paru-paru katak berbentuk dua buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
d. Sistem Ekskresi pada Pisces
Alat-alat pengeluaran ikan terdiri atas 
·         Ginjal,
·         Insang
·         Kulit.
            Ikan memiliki dua buah ginjal dengan bentuk memanjang. Pada ikan mas, saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin dan bermuara pada lubang yang sama, yaitu lubang urogenitalia di belakang anus.
                       Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Sebagai alat pengeluaran, insang ikan berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang merupakan zat-zat sisa oksidasi dari dalam tubuh. Pada kulit ikan terdapat kelenjar lendir yang menghasilkan lendir berfungsi untuk melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang licin akan memudahkan ikan bergerak di dalam air dan menghindar dan pemangsa.
2.Sistem Ekskresi pada Avertebrata

a. Serangga
                                   Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Salah satu contohnya serangga ialah belakang. Hewan ini memiliki alat pengualaran berupa buluh-buluh Malpighi. Bulu Malpighi terletak di dekat usus bagian belakang dan berwarna kekuning-kuningan. Fungsi buluh Malpighi adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang terdapat di dalam daerah untuk dikeluarkan melalui usus yang terletak dibelakang lambung
Belalang dan serangga lain menggunakan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen untuk membentuk kitin sebagai bahan kerangka luar. Kitin dapat mengeras apabila bersenyawa dengan zat kapur atau kalsium.
b.Cacing

                                       
Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)

Cacing tanah
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia (tunggal: nefridium). Pada setiap segmen atau ruas tubuh terdapat sepasang nefridia halus yang dinamakan metanefridu, kecuali tiga segmen pertama dari arah depan dan segmen terakhir tubuhnya. Ujung dalam dan nefridia terbuka dan berbentuk corong bersilia yang disebut netrostoma.
Bagian belakang nefrostoma berupa saluran berliku-liku dan banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Bagian belakang nefridium berhubungan dengan kantong kemih, selanjutnya bermuara pada lubang pengeluaran yang disebut nefridiofor.

 Cacing Pipih dan Cacing Pita
Cacing pipih dan cacing pita mempunyai alat pengeluaran berupa sel api yang tersebar di antara sel-sel tubuh. Fungsi sel api adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang berlangsung dalam jaringan tubuh. Sel api memiliki rambut getar (silia) untuk menggerakkan zat-zat sisa ke dalam saluran pengumpul. Akhirnya, zat-zat sisa dibuang keluar melalui saluran yang bermuara pada permukaan tubuh.

c. Protozoa
                                    Sistem Ekskresi pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Protozoa artinya hewan dengan tubuh yang terdiri atas satu sel, contohnya Amoeba sp. dan Paramaecium sp. Kedua jenis hewan tersebut tidak memiliki sistem pengeluaran. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut dapat mengeluarkan zat-zat sisa hasil proses metabolisme sehingga zat-zat sisa tersebut tidak menumpuk dan meracuni tubuh.
Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme berlangsung secara difusi melalui permukaan sel. Apabila sel tubuh kelebihan air, vakuola kontraktil (rongga berdenyut) akan memompa air yang berlebihan keluar dari sel.
E.    Kesimpulan
Sistem ekskresi merupakan proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilkan energi dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia meliputi ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi menjadi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem Ekskresi Hewan Avertebrata, Di dalam tubuh semua jenis hewan terjadi berbagai proses metabolisme yang menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat ekskresi. Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.. Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata memiliki alat-alat pengeluaran dengan struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata


Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe For Email Feed

Email_SubscriptionsSign up to receive breaking news

Pages

Popular Posts