Pewarisan Sifat



A.        Identitas
Nama                             : Ajeng Ayu Srigati
Npm                               : 15320067
Prodi                              : Pendidikan Biologi (B)
Dosen pengampu          : Bapak Mufahroyin M.TA dan Bapak Agil Lepiyanto, M. Pd.
Mata Kuliah                   : Telaah Biologi SMP
Materi Perkuliahan        : Kelangsungan Hidup Organisme

B. KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kepada saya sehingga saya  dapat menyelesaikan jurnal “Telaah Biologi SMP”yang dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Telaah Biologi SMP yang diampu Bapak Agil Lepiyanto, M. Pd. Jurnal ini berisi penjelasan mengenai Kelangsungan Hidup Organisme
Saya  menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya  harapkan demi kesempurnaan jurnal ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan jurnal ini dari awal sampai akhir. Semoga jurnal ini mampu menambah ilmu bagi pembaca.
Wassalammualaikum Wr.Wb
C.   Sub kajian
1.    Pengertian Pewarisan Sifat
2.    Istilah-Istilah dalam Hereditas
3.    Gen dan Kromosom  
4.    Hukum Penurunan Sifat  Mendel
5.    Cara Mencari Jumlah dan Macam Gamet
6.    Penurunan Sifat pada Manusia
D.   Review Pembelajaran
1.    Pengertian Pewarisan Sifat

Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada keturunannya. Dimana keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu. Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas.

2.    Istilah-Istilah dalam Hereditas

a.    Sel Haploid dan Diploid
Yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom.
b.    Genotip
Genotipe adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap
c.    Fenotip
Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya.
d.    Sifat dominan
Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar.
e.    Sifat Resesif
Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
f.     Intermediet
Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda.
g.    Hibrid
Hibrid adalah hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda. Bila individu tersebut memiliki satu sifat beda disebut monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid, tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya.

h.    Homozigot
Adalah pasangan gen yang sama. Homozigot dibedakan menjadi dua, yaitu homozigot dominan (Misal AA) dan homozigot resesif (Misal aa).
i.      Heterozigot
Adalah pasangan gen yang berlainan. Contoh Aa dan Mm.
j.      Alel
Adalah gen yang merupakan pasangan dari bentuk alternatif terhadap sesamanya dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog. Contoh : Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
k.    Parental
Adalah individu yang merupakan induk, biasanya diberi notasi P.
l.      Filial
Adalah keturunan yang dihasilkan dari persilangan dua induk dan biasanya diberi notasi F.


3.    Gen dan Kromosom

a.    Gen

Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom.
Description: Gambar letak gen pada kromosom
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.

Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat dinyatakan
T          : Simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi.
t           : Simbol untuk gen yang menentukan batang rendah.

Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
TT        : Simbol untuk tanaman berbatang tinggi
Tt         : Simbol untuk tanaman berbatang rendah.

b.    Kromosom

Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan retikulum kromatin.

1)    Jumlah dan tipe kromosom

Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang hanya sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah.
Tabel 5.1 Jumlah kromosom pada berbagai jenis makhluk hidup
Description: Tabel Jumlah kromosom pada berbagai jenis makhluk hidup
2)    Struktur kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
Gambar  Macam kromosom menurut letak sentromernya
(1) metasentrik, (2) submetasentrik, (3) akrosentrik

Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang mengandung kromonema (pita bentuk spiral di dalam kromosom) dan gen. Selubung pembungkus kromonema disebut matriks. Gen merupakan substansi (bahan dasar) kimia di dalam kromosom yang mengandung informasi genetik (pembawa sifat).
Kromosom dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut telomer. Untuk mengetahui struktur kromosom, perhatikan Gambar
Gambar  Struktur kromosom

4.    Hukum Penurunan Sifat  Mendel

Berdasarkan analisis hasil percobaannya, Mendel mengemukakan hukum-hukum pewarisan sifat. Hukum-hukum itu adalah Hukum Mendel I (Segregasi bebas) dan Hukum Mendel II ( Asortasi Bebas).


a.    Hukum Mendel I
Menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet, terjadi pemisahan alel secara acak (The Law of Segregation of Allelic Genes). Hukum ini diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan tanaman ercis biji berkerut.Hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan antar keturunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
P1             :   ♀ BB                ×                  ♂ bb
                          (biji bulat)                           (biji keriput)
Gamet     :       B                                          b
F 1           :       Bb
                          (biji bulat)
F1 x F1    :   ♀ Bb                  ×                 ♂ Bb
                          (biji bulat)                              ( biji bulat)   
Gamet  :           B                                                           B
                         b                                                            b

F2        :
B
b
B
BB
bulat
Bb
Bulat
b
Bb
bulat
Bb
keriput

Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam percobaannya, Mendel menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami segregasi (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja. Kesimpulan itu dirumuskan sebagai hukumI Mendel yang dikenal juga dengan hukum Pemisahan Gen yang Sealel.

b.    Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal sebagai Hukum Asortasi, hukum berpasangan atau penggabungan secara bebas (The Law of Independent Assortment of Genes). Hukum Mendel ini ditemukan ketika Mendel menyilangkan kacang ercis dengan mengamati lebih dari satu sifat beda. Disilangkan galur murni kacang ercis berbiji bulat kuning dengan galur murni kacang ercis berbiji keriput warna hijau. Persilangan dengan mengamati dua sifat beda ini disebut persilangan dihibrid. Bulat (B) dominan terhadap keriput (b), kuning (K) dominan terhadap hijau (h). Diperoleh keturunan F1 semuanya berbiji bulat warna kuning (BbKk). Jika F1 mengadakan penyerbukan sesamanya diperoleh F2, ternyatadiperoleh keturunan F2 yang sebagian tidak sama dengan induknya, yaitu dijumpai tanaman kacang ercis berbiji bulat warna hijau serta kacang ercis berbiji keriput warna kuning. Perhatikan skema persilangan berikut.
P1                               :                ♀ BBKK                ×                  ♂ bbkk
                                   (bulat kuning)                           (keriput hijau)
Gamet            :                  BK                                               bk
F 1                              :                                BbKk
                                                 (bulat kuning)
F1 x F2           :            ♀ BbKk                ×                     ♂ BbKk
                               (bulat kuning)                              (bulat kuning)      
Gamet            :           BK, Bk, bK, bk                                  BK, Bk, bK,bk
 F2                  :
         
 
BK
Bk
bK
bk

BK
BBKK
Bulat kuning
BBKk
Bulat kuning
BbKK
Bulat kuning
BbKk
Bulat kuning
Bk
BBKk
Bulat kuning
BBkk
Bulat hijau
BbKk
Bulat kuning
Bbkk
Bulat hijau
bK
BbKK
Bulat kuning
BbKk
Bulat kuning
bbKK
keriput kuning
bbKk
keriput kuning
Bk
BbKk
Bulat kuning
Bbkk
Bulat hijau
bbKk
keriput kuning
Bbkk
Keriput hijau

Dari persilangan di atas didapatkan bahwa pada F2 hasil persilangan dihibrid memiliki fenotipe bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, kisut hijau dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Mendel menganggap bahwa pada saat pembentukan gamet gen-gen akan memisahkan dari alelnya lalu mengelompok dengan gen-gen yang tidak sealel. Inilah yang disebut dengan Hukum Asortasi Bebas atau Hukum Mendel II.
Gen B bisa mengelompok dengan gen K, membentuk gamet tipe BK. Gen B bisa pula mengelompok dengan gen k, membentuk gamet tipe Bk. Gen b bisa mengelompok dengan gen K, membentuk gamet tipe bK. Gen b bisa mengelompok dengan gen k, membentuk gamet tipe bk.

5.    Cara Mencari Jumlah dan Macam Gamet

P   :   Aa Bb Cc Dd Ee   x   aa bb Cc DD ee
Pertanyaannya, berapa macam genotif yang mungkin terbentuk?
Jika kita menyilangkannya dengan mencari gametnya satu per satu tentu makan banyak waktu. Langkah cepatnya begini: lihatlah induk pertama, gamet yang dibentuk ada 32, sedangkan induk satunya hanya membentuk 2 gamet. Ingat bahwa mencari gamet menggunakan rumus 2n, dimana n adalah jumlah alel yang heterozigot. Jadi total keturunan adalah 32 x 2 = 64. Lah, terus jumlah genotifnya berapa? Ya 64, karena jumlah genotif = jumlah keturunan.
Untuk mencari macam genotifnya dengan cepat perhatikan skema di bawah ini.
Description: persilangan
Lihat baik-baik ya! Jika disilangkan antara alel Aa dengan aa, maka keturunannya adalah Aa dan aa (ingat prinsip dasar persilangan monohibrid). Kalau gak ngerti maksudnya baca dulu persilangan antar alel. Perhatikan bahwa macam genotifnya ada dua yaitu Aa dan aa. Sekarang lihat persilangan alel Cc dengan Cc, keturunannya adalah CC, 2Cc, dan cc. Perhatikan bahwa ada 3 macam genotif dengan jumlah genotif 4.
Nah jika semua alel disilangkan, hasilnya tampak seperti di atas. Lihatlah angka yang menunjukkan macam genotif hasil persilangan antar alel tersebut. Untuk memperoleh macam genotif yang terbentuk, tinggal kalikan saja angka-angka tersebut. Jadi yang kita peroleh adalah 2 x 2 x 3 x 2 x 2 = 48.

6.    Pewarisan Sifat  yang Terpaut dalam Kromosom Seks
a.    Albinisma ( Albino). Kelainan ini terjadi karena tubuh seseorang tidak mempunyai gen yang mampu membentuk enzim untuk mengubah tirosin menjadi pigmen melanin (pembentuk warna kulit). Gen tersebut adalah gen dominan A. Oleh karena itu, orang yang normal akan mempunyai genotip AA atau Aa dan orang albino tidak mempunyai gen A atau mempunyai genotip aa (resesif homozigot).Penderita albino mempunyai ciri-ciri yaitu seluruh bagian tubuhnya tidak berpigmen. Kulit badan dan matanya berwarna merah jambu karena warna darah menembus kulit. Oleh karena itu, matanya sangat sensitif terhadap cahaya. Pada perkawinan dua orang yang normal, heterozigot dapat menghasilkan keturunan albino. Hal ini disebabkan kedua orang tuanya mempunyai gen resesif yang akan bergabung membentuk gen resesif homozigot (aa). Orang tua yang terlihat normal tetapi dapat menurunkan albino kepada anaknya ini disebut “carrier”. Buta Warna. Buta warna dibedakan menjadi 2 tipe. Yang pertama adalah tipe protan, yaitu apabila tidak dapat membedakan warna hijau karena bagian mata yang sensitif terhadap warna hijau tersebut rusak. Kedua adalah tipe deutan, yaitu apabila yang rusak adalah bagian mata yang sensitif terhadap warna merah. Tipe deutan ini paling sering terjadi. Buta warna disebabkab oleh gen resesif c (colour blind) pada kromosom X. Gen ini tidak dijumpai pada kromosom Y. Oleh karena itu, wanita dapat mempunyai genotip CC (normal homozigot), Cc (normal heterozigot), atau cc (buta warna). Sementara itu, pria hanya dapat mempunyai gen C (normal) atau c (buta warna) saja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram persilangan berikut :

b.    Hemofilia.

Hemofilia merupakan suatu penyakit keturunan, dengan ciri sullitnya darah membeku saat terjadi luka. Waktu yang diperlukan oleh seorang penderita hemofilia untuk pembekuan darah adalah 50 menit hingga 2 jam, sehingga akan menyebabkan perdarahan bahkan kematian. Sementara itu, orang yang normal hanya memerlukan waktu 5-7 menit untuk pembekuan darah.

                                    P        fenotipe  : ♀  normal heterozigot      x     ♂ normal
                                              Genotipe :   XhX                                     XY
                                              Gamet     : Xh , X                                   X , Y
                                     F1                    :               
        
X
Y
Xh
XhX
XhY
X
XX 
XY
                                     Perbandingan  F1      :
                                                                       1 XX   : Wanita Normal ( 25%)
                                                                       1 XY   : Pria normal ( 25%)
                                                                       1 XhX   :  Wanita carier  (25%)
                                                                       1 XhY  : Pria hemofilia (25%)

c.    Penurunan Sifat Golongan Darah Sistem A, B, O
Untuk mengetahui kemungkinan susunan genotipe dari golongan darah sistem A, B, O, perhatikan Tabel berikut ini.
Description: Hubungan antara Fenotipe Golongan Darah, Genotipe, dan Macam Gamet

 Seorang laki-laki bergolongan darah A heterozigot menikah dengan seorang wanita B heterozigot.Bagaimanakah golongan darah keturunannya?
                      P       fenotipe  : ♂  golda A heterozigot      x    ♀golda B heterozigot 
                               Genotipe :               IAIO                                     IBIO
                               Gamet     :              IA , IO                                  IB , IO
                       F1                    :               
        
IA
IO
IB
IAIB
IBIO
IO
IAIO
IOIO
Perbandingan  F1      :
1 IAIB  : golda AB ( 25%)
1 IBIO  : golda B heterozigot( 25%)
1 IAIO   :  golda A heterozigot  (25%)
1      IOIO  : golda O (25%)


E.   Kesimpulan

Gregor Johnn Mendel, merupakan orang yang pertama kali mempelajari, mengamati serta  melakukan percobaan tentang pewarisan sifat, dengan menggunakan tanaman kacang ercis ( Pisum sativum).Dari percobaan tersebut dihasilkanlah hukum-hukum mendel yang merupakan dasar didalam mempelajari tentang pewarisan sifat, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Pewarisan sifat pada manusia diwariskan melalui kromosom autosomal dan gonosom. Baik secara dominan maupun resesif, homozigot maupun heterozigot.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (Hereditas). Sedangkan Gen adalah unit terkecil yang terletak pada bagian Kromosom yang disebut lokus. Fungsi Gen adalah menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya dan mngendalikan perkembangan dan metabolisme sel.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe For Email Feed

Email_SubscriptionsSign up to receive breaking news

Pages

Popular Posts