A. Identitas
Nama : Ervina
Agustin
NPM : 15320042
Prodi :
Pendidikan biologi
Kelas :
B
Mata kuliah :
Telaah biologi
Dosen pengampau : Dr. Muhfahroyin M.Ta.
dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : ke-12
B. Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan kemudahan bagi saya sebagai penyusun untuk dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Jurnal ini merupakan
tugas dari mata kuliah TELAAH BIOLOGI SMP , yang mana dengan tugas ini saya
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen
pengampu.
Jurnal yang berjudul tentang “Pewarisan Sifat”.
Mengenai penjelasan lebih lanjut saya mereview
pembelajaran ini dalam bentuk jurnal .
Dengan harapan Jurnal ini dapat bermanfaat, maka
saya sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Jurnal ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian jurnal ini.
Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya terima untuk meningkatkan
kualitas jurnal ini.
Metro, Desember 2016
Penyusun
C. Subtansi Kajian
A.
Gen
B.
Kromosom
C.
Hereditas menurut Mendel
D.
Persilangan antara Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
E.
Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat Beda
D. Review Pembelajaran
A. Gen
Gen-gen terletak pada kromosom secara teratur
dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan
simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen
sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena letak gen
yang linier dan lurus berurutan, maka secara simbolik dapat dilukiskan pula
garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Sekian banyak gen yang berderet secara teratur
pada benang-benang kromosom, masing-masing gen mempunyai tugas khas dan waktu
beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan aktivitasnya saat embrio,
lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah spesies menjadi
dewasa. Mungkin juga suatu gen aktif pada suatu organ namun tidak aktif pada
organ yang lain. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom yang
dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari suatu
individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan
(yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif (gen yang
dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.
Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat
dinyatakan
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
T = simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan batang rendah. Karena tanaman ercis individu yang diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
TT= simbol untuk tanaman berbatang tinggi; tt =
simbol untuk tanaman berbatang rendah.
B. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam nukleus mempunyai
susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Di
dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang halus, seperti jala
yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan retikulum
kromatin. Retikulum berarti jala yang halus. Kroma berarti warna, dan tin
berarti badan. Definisi Kromosom adalah benang-benang halus yang berfungsi
sebagai pembawa informasi genetis kepada keturunannya.
Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang membelah. Dalam sel yang aktif
melakukan metabolisme, kromosom-kromosom memanjang dan tidak tampak. Namun,
menjelang sel mengalami proses pembelahan, kromosom-kromosom tersebut memendek
dan menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah kita lihat melalui
mikroskop.
a) Jumlah dan tipe kromosom
Setiap
organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak ada pula yang
hanya sedikit. Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23
kromosom berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai
hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur yang dibuahi sel sperma. Sel telur
dan sel sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). Sel telur yang telah
dibuahi sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46
kromosom (2n).
b) Struktur kromosom
Secara
garis besar, struktur kromosom terdiri atas sentromer dan lengan. Sentromer
atau kinetokor adalah bagian dari kromosom tempat melekatnya benang-benang
spidel yang berperan menggerakkan kromosom selama proses pembelahan sel. Bagian
ini berbentuk bulat dan tidak mengandung gen. Sentromer disebut juga
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
pusat kromosom. Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu metasentrik, jika sentromer terletak di tengah-tengah antara kedua lengan; submetasentrik, jika sentromer terletak agak ke tengah sehingga kedua lengan tidak sama panjang; akrosentrik, jika sentromer terletak di dekat ujung, telesentrik, jika sentrometer terletak di ujung lengan kromosom.
Lengan atau badan kromosom adalah bagian kromosom yang
mengandung kromonema (pita bentuk spiral di dalam kromosom) dan gen. Selubung
pembungkus kromonema disebut matriks. Gen merupakan substansi (bahan dasar)
kimia di dalam kromosom yang mengandung informasigenetik(pembawasifat).Kromosom
dibentuk oleh protein dan asam-asam nukleat. Bagian ujung kromosom yang
menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan lainnya disebut
telomer
C. Hereditas Menurut Mendel
Mendel telah melakukan percobaan dengan
membastarkan tanaman-tanaman yang mempunyai sifat beda. Tanaman yang dipilih
adalah tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Alasannya tanaman tersebut mudah
melakukan penyerbukan silang, mudah didapat, mudah hidup atau mudah dipelihara,
berumur pendek atau cepat berbuah, dapat terjadi penyerbukan sendiri, dan
terdapat jenis-jenis yang memiliki sifat yang mencolok. Sifat-sifat yang
mencolok tersebut, misalnya: warna bunga (ungu atau putih), warna biji (kuning
atau hijau), warna buah (hijau atau kuning), bentuk biji (bulat atau kisut),
sifat kulit (halus atau kasar), letak bunga (di ujung batang atau di ketiak
daun), serta ukuran batang (tinggi atau rendah).
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
Beberapa kesimpulan penting tentang hasil percobaan Mendel sebagai berikut.
1) Hibrid (hasil persilangan antara dua individu
dengan tanda beda) memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid
mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
2) Karakter atau sifat dari keturunan suatu hibrid
selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada
Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan dalam
pemindahan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3) Mendel merasa bahwa ”faktor-faktor keturunan”
itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau pola akan dapat
diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung
bentuk-bentuk yang berbeda, seperti yang tampak dalam keturunan, untuk mengerti
jalannya penelitian Mendel, kamu perlu mempelajari beberapa istilah yang
terkait dalam pewarisan sifat .
Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. P = singkatan dari kata Parental, yang berarti
induk.
b. F = singkatan dari kata Filial, yang berarti
keturunan. F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, dan
seterusnya.
c. Fenotipe = karakter (sifat) yang dapat kita
amati (bentuk, ukuran, warna, golongan darah, dan sebagainya).
d. Genotipe = susunan genetik suatu individu (tidak
dapat diamati).
e. Simbol untuk suatu gen (istilah pengganti
untuk “faktor keturunan”) dikemukakan dengan sebuah huruf yang biasanya
merupakan huruf pertama dari suatu sifat. Misalnya R = gen yang menyebabkan
warna merah (rubra), sedangkan r = gen yang menyebabkan warna putih (alba).
Dalam hal ini merah dominan terhadap putih. Oleh karena itu, diberi simbol
dengan huruf besar. Gen yang resesif diberi simbol dengan huruf kecil.
f. Genotipe suatu individu diberi simbol dengan
huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid. Misalnya: RR = genotipe untuk
tanaman berbunga merah, sedangkan rr = genotipe untuk tanaman berbunga putih.
g. Homozigotik = sifat suatu individu yang
genotipenya terdiri atas gen-gen yang sama dari tiap jenis gen (misalnya RR,
rr, AA, AABB, aabb, dan sebagainya)
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
Heterozigotik = sifat suatu individu yang genotipenya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen (misalnya Rr, Aa, AaBb, dan sebagainya).
h. Alel = anggota dari sepasang gen, misalnya: R =
gen untuk warna bunga merah dan r = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk
tanaman tinggi dan t = gen untuk tanaman rendah. R dan r satu sama lain
merupakan alel, tetapi R dan t bukan alel.
D. Persilangan antara Dua Individu dengan Satu
Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut
persilangan monohibrid. Dominasi dapat terjadi secara penuh atau tidak penuh
(kodominan). Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan pertama
(F1) yang berbeda. Persilangan monohibrid akan menghasilkan individu F1 yang
seragam, apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang
lain bersifat resesif. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama
F1, akan menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan
dua macam fenotipe.
Sebaliknya, apabila salah satu induknya mempunyai sifat dominan
tak penuh (intermediate), maka persilangan individu sesama F1 akan menghasilkan
tiga macam genotipe dan tiga macam fenotipe.
Contoh persilangan monohibrid dominan penuh terjadi pada
persilangan antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga
putih. Mendel menyilangkan kacang ercis berbunga merah (MM) dengan kacang ercis
berbunga putih (mm) dan dihasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu macam
genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah). Pada waktu F2,
dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM: 50% Mm : 25% Mm atau
1 : 2 : 1 dan dua macam fenotipe dengan perbandingan 75% berbunga merah : 25%
berbunga putih atau merah : putih = 3 : 1. Pada individu F2 ini, yang
berfenotipe merah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu 2/3 bergenotipe
heterozigot (Mm) dan 1/3 homozigot dominan (MM). Persilangan antara kacang
ercis berbunga merah dominan dengan kacang ercis berwarna putih resesif dapat
dibuat bagan sebagai berikut.
Contoh persilangan monohibrid dominan tak penuh adalah persilangan
antaratanaman bunga pukul empat berbunga merah dengan tanaman bunga pukul empat
berbunga putih. Mendel menyilangkan tanaman bunga pukul empat berbunga merah
(MM) dengan putih (mm) menghasilkan individu F1 yang seragam, yaitu satu
macam genotipe (Mm) dan satu macam fenotipe (berbunga merah muda).
Pada individu F2 dihasilkan tiga macam genotipe dengan perbandingan 25% MM :
50% Mm : 25% mm atau 1 : 2 : 1 dan 3 macam fenotipe dengan perbandingan 25%
berbunga merah : 50% berbunga merah muda : 25% berbunga putih atau
merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Pada individu F2 ini yang berfenotipe
merah dan putih selalu homozigot, yaitu MM dan mm. Persilangan antara tanaman
bunga pukul empat berbunga merah dominan dengan bunga pukal empat berbunga
putih
resesif dapat dibuat bagan sebagai berikut.
Jika kita perhatikan kedua contoh persilangan di atas, pada saat
pembentukan gamet terjadi pemisahan gen-gen yang sealel, sehingga setiap gamet
hanya menerima sebuah gen saja. Misalnya pada tanaman yang bergenotipe Mm, pada
saat pembentukan gamet, gen M memisahkan diri dengan gen m, sehingga gamet yang
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
terbentuk memiliki gen M atau gen m saja. Prinsip ini dirumuskan sebagai Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Gen yang Sealel) yang menyatakan bahwa “Selama meiosis, terjadi pemisahan pasangan gen secara bebas sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.”
E. Persilangan antara Dua Individu dengan Dua Sifat
Beda
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda disebut juga
persilangan dihibrid. Pada persilangan tersebut Mendel menyilangkan tanaman
ercis dengan biji yang mempunyai dua sifat beda, yaitu bentuk dan warna biji.
Kedua sifat beda tersebut ditentukan oleh gen-gen sebagai berikut. B = gen yang
menentukan biji bulat.b=gen yang menentukan biji keriput. K = gen yang
menentukan biji berwarna kuning. k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.
Jika tanaman kapri yang berbiji bulat kuning (BBKK) disilangkan
dengan kapri yang berbiji keriput hijau (bbkk), semua tanaman F1 berbiji bulat
kuning. Jika tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan sendiri, F2
memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu
tanaman berbiji bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, dan keriput hijau.
Dalam percobaan ini Mendel mendapatkan 315 tananman berbiji bulat kuning, 100
tanaman berbiji bulat hijau, 101 tanaman berbiji keriput kuning, dan 32 tanaman
keriput hijau.Angka-angka tersebut menujukkan suatu perbandingan fenotipe yang
mendekati 9 : 3 : 3 : 1.
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis) anggota dari
sepasang gen memisah secara bebas (tidak saling memengaruhi). Oleh karena itu,
pada persilangan dihibrid tersebut terjadi empat macam pengelompokan dari dua
pasang gen, yaitu:
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
a. gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK;
b. gen B mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet Bk;
c. gen b mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet bK;
d. gen b mengelompok dengan gen k, terdapat dalam gamet bk;
Prinsip tersebut di atas dirumuskan sebagai Hukum Mendel II (Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas) yang menyatakan bahwa:
a. setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain membentuk alela,
b. keturunan pertama menunjukkan sifat fenotipe dominan,
c. keturunan kedua menunjukkan fenotipe dominan dan resesif dengan perbandingan tertentu, misalnya pada persilangan monohibrid 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid 9 : 3 : 3 : 1.
Untuk memperjelas pemahamanmu tentang persilangan dihibrid,
perhatikan bagan persilangan antara kapri (ercis) biji bulat warna kuning
dengan kapri biji keriput warna hijau yang menghasilkan F1 berupa kapri berbiji
bulat warna kuning.
Perbandingan genotipe F2
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
= BBKK : BBKk : BkKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
= 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotipe F2
= bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
= 9 : 3 : 3 :1
Pewarisan sifat pada
manusia
1. Albino
Penderita albino
mempunyai gangguan pada pembentukan pigmen melanin, sehingga
rambut dan kulitnya
berwarna putih (bule). Penglihatan penderita albino juga sangat peka
terhadap cahaya. Sifat albino dikendalikan oleh gen resesif a,
sedangkan alelnya gen A menentukan sifat yang normal. Jadi
penderita albino mempunyai genotipe aa, sedangkan orang yang
normal mempunyai fenotipe AA atau Aa.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino, sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin, melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino, sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin, melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar.
2. Sifat Pengecap PTC
Suatu bahan kimia
sintetis phenyl thiocarbamida (PTC) dapat digunakan untuk menyelidiki
apakah orang dapat merasakan rasa pahit atau tidak. Orang yang dapat
mengecap rasa pahitnya PTC disebut pengecap (taster), sedang yang tidak
merasakan pahitnya PTC disebut buta kecap (nontaster).
Kemampuan untuk merasakan rasa pahit ditentukan oleh gen dominan
T, sehingga seorang pengecap dapat mempunyai genotipe TT atau Tt.
Alelnya resesif t menyebabkan orang tidak merasakan pahitnya PTC. Jadi
orang yang buta kecap memiliki genotipe tt.
3. Kencing Manis
(Diabetes Melitus)
Pada bab 1 kamu telah
mempelajari kencing manis sebagai kelainan pada sistem ekskresi ginjal.
Kencing manis atau sakit gula adalah suatu penyakit metabolisme pada tubuh
manusia
yang disebabkan karena
pankreas kurang menghasilkan insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah
tinggi sekali dan sebagian dibuang melalui air kencing. Penyakit kencing
manis dapat membahayakan jiwa penderitanya, misalnya dapat
mengakibatkan luka sukar disembuhkan.
Dahulu penyakit ini
diduga disebabkan oleh pola makanan yang tidak teratur, tidur tidak
teratur, dan gaya hidup. Namun penyelidikan lebih lanjut diketahui bahwa
kencing manis disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dari pankreas.
Sifat ini ditentukan oleh gen resesif d. Jika seseorang pada suatu
waktu diketahui menderita diabetes, sedangkan kedua orang
tuanya normal, maka dapat dipastikan bahwa kedua orang tua itu heterozigotik.
5. Kelainan Bawaan pada
Manusia Bersifat Menurun
Beberapa kelainan pada
manusia diturunkan melalui autosom atau kromosom seks baik bersifat
dominan ataupun resesif. Kelainan yang diwariskan melalui kromosom seks
antara lain buta warna dan hemofili. Kedua kelainan ini
diwariskan melalui kromosom X. Sedangkan penyakit keturunan
yang diwariskan melalui autosom dominan antara lain jari
pendek (brakhidaktili), jari bergabung (sindaktilli), dan jari lebih
dari lima (polidaktili).
a. Buta Warna
Gen buta warna terpaut
pada kromosom X dan bersifat resesif (c). Gen normal (C) bersifat dominan
terhadap gen buta warna (c). Gen buta warna akan berpengaruh
dan menyebabkan buta warna ketika tidak bersama dengan gen normal
(C). Maka kemungkinan genotipe yang dapat terjadi sebagai berikut.
XcY : pria
buta warna
XCY : pria
normal
XCXC :
wanita normal
XCXc :
wanita pembawa sifat buta warna (karier)
XcXc :
wanita buta warna
b. Hemofili
Hemofili ialah penyakit
keturunan pada manusia yang menyebabkan darah sukar membeku ketika terjadi
luka. Hal ini disebabkan karena tidak adanya faktor pembeku
darah. Hemofili diwariskan melalui kromosom X dengan gen penyebab
hemofili yang bersifat resesif. Gen hemofili (h) bersifat resesif terhadap
gen normal (H). Gen H dan gen h tersebut terpaut pada kromosom X, bukan
kromosom Y. Hemofili akan muncul jika gen h tidak bersama gen
H. Sehingga pria yang menderita hemofili akan memiliki kromosom seks
dengan genotipe XhY. Wanita hemofili tidak dijumpai karena
bersifat letal (mati dalam kandungan). Genotipe yang mungkin terjadi ialah
sebagai berikut.
XHY :
pria normal
XhY
: pria hemofili
XHXH :
wanita normal
XHXh :
wanita pembawa sifat hemofili (karier hemofili)
XhXh
: wanita hemofili (bersifat letal/mati)
c. Jari Lebih
(Polidaktili)
Polidaktili ditentukan oleh gen dominan P, sedang
alelnya resesif p menentukan jari normal. Penderita
polidaktili mempunyai jari tangan atau jari kaki (atau jari tangan
dan kaki) lebih dari 5.
E. Kesimpulan
Gregor Johnn Mendel, merupakan orang yang
pertama kali mempelajari, mengamati serta melakukan percobaan
tentang pewarisan sifat, dengan menggunakan tanaman kacang ercis (
Pisum sativum).Dari percobaan tersebut dihasilkanlah hukum-hukum mendel
yang merupakan dasar didalam mempelajari tentang pewarisan sifat, baik pada
manusia, hewan maupun tumbuhan.. Pewarisan sifat pada manusia diwariskan melalui
kromosom autosomal dan gonosom. Baik secara dominan maupun resesif, homozigot
maupun heterozigot.