KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
A. Identitas
Nama : Ervina
Agustin
NPM : 15320042
Prodi : Pendidikan
Biologi
Kelas : B
Mata
kuliah : Telaah
biologi
Dosen
pengampau : Dr.
Muhfahroyin M.Ta. dan Agil Lepiyanto ,M.Pd
Pertemuan : ke 11
B. Pengantar
Assalamualaikum wr,wb
Dengan mengucap syukur alhamdullilah atas kehadirat allah
subhanahu wat’ala yang telah memberikan rahmat karunianya, kepada saya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan hasil ringkasan materi Telaah Biologi Smp.
Penyusunan ringkasan materi ini adalah sebagai bukti bahwa
saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas ringkasan Materi Telaah Biologi
Smp Pertemuan ke-11 dengan materi Kelangsungan Hidup Organisme .Saya
menyadari bahawa penyusunan jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat saya harapkan.
Harapan saya semoga penyusunan jurnal yang memuat
pengetahuan yang didapat selama pertemuan ke- matakuliah Telaah Biologi Smp.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Metro, Desember 2016
Penyusun
C. Subtansi Kajian
1. Adaptasi
2. Seleksi Alam
3. Perkembangbiakan
D. Review
Pembelajaran
A. Pengertian
Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap hidup dan
berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi pada makhluk hidup ada 3 macam
yakni adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adapatasi morfologi adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati, sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.
Adapatasi morfologi adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati, sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.
Contoh adaptasi morfologi pada hewan
a). Bentuk kaki atau cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang, pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkeram.
a). Bentuk kaki atau cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang, pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkeram.
·
burung dengan tipe kaki perenang
yakni buung yang memiliki selaput diantara jari-jari kakinya, contohnya:
bebek/itik, mentok
·
burung dengan tipe kaki pemanjat
memiliki 2 jari ke depan dan 2 jari ke belakang, contohnya: burung pelatuk,
burung kutilang
·
burung bertipe kaki petengger
memiliki empat jari dan ukurannya kecil, contohnya: kaki burung gelatik, burung
pipit
·
burung dengan tipe kaki pejalan
memiliki kaki yang panjang dan tegak, contohnya: kaki ayam, burung unta
·
burung bertipe kaki pencengkeram
memiliki kaki pendek dan kekar serta berkuku runcing, contohnya : burung elang,
rajawali, dan burung hantu
b).
Bentuk paruh yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe pemakan
biji, pemakan daging, pemakan ikan, dan pengisap madu.
·
burung tipe pemakan biji memiliki
paruh pendek dan kuat, contohnya : paruh burung pipit, burung gereja,
parkit/emprit, merpati/dara, manyar, peking, perkutut, deruk
·
burung tipe pemakan daging memiliki
paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya, contohnya: paruh burung
elang, burung hantu, gagak
·
burung tipe pemakan ikan memiliki
paruh burung berkantong,contohnya: paruh burung pelikan. Ada juga burung tipe
pemakan ikan, udang, cacing yang memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya
: paruh burung pelikan, bangau, pecuk, flamingo, burung raja udang/burung cucuk
urang/paruh udang
·
burung tipe pengisap madu memiliki
memiliki paruh panjang dan runcing, contohnya : burung kolibri, burung cucak
kombo
c).
Berdasarkan jenis makanannya atau cara serangga memperoleh makanannya, bentuk
mulut serangga dapat dibedakan menjadi mulut 5 tipe yakni tipe mulut serangga
penggigit, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat, dan penyerap.
2. Adaptasi Fisiologi
Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ-organ tubuh terhadap lingkungannya.
Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ-organ tubuh terhadap lingkungannya.
Contoh adaptasi fisiologi pada hewan
1)
hewan ruminansia, misalnya sapi,
kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput-rumputan, di dalam
saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk
mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase
maka makanan menjadi lebih mudah dicerna.
2)
kucing, apabila hewan ini berteduh
kadar metabolisme badan kucing tersebut akan direndahkan supaya kadar
kehilangan air di dalam badan berkurang.
3)
musang juga beradaptasi dengan cara
menyemburkan cairan untuk mengelakkan dirinya daripada musuh. Kelenjar bau yang
dimiliki oleh musang tersebut membuat musuh tidak kuat dan pergi karena baunya
4)
ikan yang hidup di laut lebih
sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air
laut lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menyebabkan
cairan tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus
dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit
mengeluarkan urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam
yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung.
5)
Hewan onta yang punya kantung air di
punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam
jangka waktu yang lama.
3. Adaptasi Tingkah
Laku
Adaptasi tingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.
Adaptasi tingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.
Contoh adaptasi tingkah laku pada hewan
Sebenarnya adaptasi tingkah laku pada hewan banyak contohnya, namun di bawah ini hanya 10 contoh adaptasi tingkah laku pada hewan :
Sebenarnya adaptasi tingkah laku pada hewan banyak contohnya, namun di bawah ini hanya 10 contoh adaptasi tingkah laku pada hewan :
1)
kerbau berkubang di lumpur. Dengan
berkubang di lumpur maka tubuh kerbau akan tertutup oleh lumpur sehingga
mengurangi rasa panas dari sengatan terik matahari.
2)
gajah menyemprotkan dengan
belalainya ke seluruh tubuh dengan tujuan mengurangi panas matahari
3)
ikan paus yang muncul ke permukaan
air untuk menghirup oksigen sambil memancarkan air yang meruapakan uap air
jenuh. Hal ini dilakukan oleh ikan paus sekitar setiap 30 menit sekali.
4)
bunglon mengubah warna kulitnya
menyerupai tempat yang dihinggapi ( mimikri )
5)
cecak memutuskan ekornya untuk
mengelabui musuhnya ( autotomi )
6)
semut selalu mendekatkan kepalanya
ke kepala semut lainnya apabila berpapasan. Hal ini dilakukan oleh semut untuk
mengenali atau berkomunikasi
7)
ayam jantan berkokok di pagi hari
sebagai petanda hari sudah pagi
8)
cumi-cumi mengeluarkan tinta hitam
saat ada bahaya yang mengancamnya
9)
ikan buntal mengembangkan badannya
ketika merasa terancam oleh musuh
10)
trenggiling akan menggulungkan
tubuhnya seperti bola jika terancam
B. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi
berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk
hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus
dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi
secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup
karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang berbulu
tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal
ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan
mamalia yang berbulu tipis umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada
lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga hewan tersebut akan tereliminasi
dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap hangat. Selain
bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk
menghangatkan tubuhnya.
menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah
kebutuhan primer makhluk hidup. Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika
terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat dan mempertahankan makanannya
akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah dan tidak mampu
bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan
tingkat tinggi yang berklorofil. Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari
untuk pembentukan makanan.
2. Kepunahan makhluk hidup
Berdasarkan temuan fosil-fosil,
dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup pada jaman dahulu
tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai sekarang
yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.
Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan
komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para
ilmuan berpendapat bahwa yang menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan
iklim. Iklim yang terganggu akan menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan
sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan makanan. Sedangkan
Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara. Tetapi dengan
berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses
seleksi alam. Perburuan liar, penangkapan, perusakan habitat, pencemaran
lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak alami. Akibat rusaknya
habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang kurang sesuai
dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh
makanan yang cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir
punah. Contohnya adalah harimau jawa, badak bercula satu, badak bercula dua,
dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah tersebut disebabkan karena
kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan adaptasinya rendah,
serta tingkat reproduksi yang rendah.
C. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat
dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan,
maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan terdapat populasi
belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan
tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan
belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut
punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena
tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi
dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah
menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng
gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah
sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah,
hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali beranak hanya seekor.
Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan ikan
paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang
memiliki daya berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam
kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara
karena kelangkaan dan daya berkembang biaknya rendah. Misalnya
tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia Arnoldi),
anggrek bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan
gaharu dilindungi oleh negara.
E. Kesimpulan
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap hidup dan
berkembang biak di lingkungan alaminya. Ada tiga cara makhluk hidup
melakukan adaptasi, yaitu adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah
laku, dan bentuk tubuh yang adaptif. Seleksi alam adalah pemilihan
makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan
oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah