Ecosystem

Telaah Biologi SMP (pertemuan ke-4)

Ekosistem

Nama              : Rio Dayu Saptai
NPM                : 15320069
Prodi/Kelas    : Pendidikan Biologi/B
Semester        : 3 (Tiga)


Kata Pengantar

Assalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal belajar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Biologi SMP yang diampu Dr. Muhfahroyin, S. Pd. , M. T. A.  dan Agil Lepiyanto, S. Pd., M. Pd. .
Jurnal ini berisi materi yang telah disampaikan kelompok 2 pada pertemuan ke-4 tentang “EKOSISTEM”. Penulis menyadari bahwa jurnal belajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan jurnal belajar ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua. Semoga jurnal belajar ini mampu menambah ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha penulis. Amin.
Wassalmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Metro, 8 Oktober 2016


                                                                                                                        Penulis



Substansi Kajian

Adapun substansi kajian yang disampaikan yaitu:
1.   Pengertian Ekosistem
2.   Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
3.   Habitat dan Nisia
4.   Komponen Penyusun Ekosistem
5.   Kebegargantungan Dalam Ekosistem
6.   Pola Interaksi dalam Ekosistem



Review Pembelajaran

1.   Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik anatara makhluk hidup dengan lingkungannya. Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem terestial dan ekosistem aquatik. Sedangakan, berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem terbagi menjadi dua, yaitu ekositem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terbentuk tanpa campur tangan manusia, contohnya laut, danau dan hutan. Ekosistem buatan terbentuk karena campur tangan manusia, contohnya kolam, kebun, dan sawah.

2.   Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Makhluk hidup penyusun ekosistem terdiri dari individu, populasi dan komunitas. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal. Contohnya seekor kijang. Populasi adalah sekumpulan individu satu spesies dan menempati daerah tertentu. Contohnya semua keceoa. Sedangkan, komunitas adalah interaksi antarmakhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu. Contohnya interaksi antara populasi ayam dengan populasi kambing.

3.   Habitat dan Nisia
Habitat merupakan tempat dimana makhluk hidup dapat berlindung dan mempertahankan hidupnya. Sedangkan, nisia terbentuk untuk menghindari persaingan antar spesies. Nisia berkaitan dengan jenis makanan, cara mencari makanan, dan waktu mencari makanan. Contohnya di dalam suatu habitat, hidup berdampingan antara tupai dan kelelawar. Seperti yang kita tahu, kedua hewan tersebut sama-sama memakan buah-buahan. Namun,  waktu untuk mencari makanannya berbeda. Kelelawar mencari makanan di malam hari, sedangkan tupai mencari makanan di siang hari, sehingga tidak terjadi persaingan anatar spesies dan terbentuklah nisia.

4.   Komponen Penyusun Ekosistem
Komponen penyusun ekosistem ada dua, yaitu biotik dan abiotik. Kedua komponen tersebut saling berhubungan satu sama lain. Komponen biotik penyusun ekosistem, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer. Sedangkan, komponen abiotik  penyusun ekosistem, yaitu gas karbondioksida, oksigen, air, tanah, suhu, kelembapan, cahaya matahari dan ruangan.
Produsen merupakan organisme yang mampu membuat makanan sendiri (autotrof). Proses pembuatan makanan oleh produsen melalui proses fotosintesis. Fotosintetis membutuhkan cahaya matahari, air, karbondioksida, dan suhu untuk mengahasilkan bahan organik dan oksigen. Bahan organik yang dihasilkan berupa gula. Kemudian, gula diubah menjadi zat tepung dan bahan organik lainnya.


Gambar 1. Proses fotosintesis
(sumber: www.pakmono.com)

Konsumen merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotof). Konsumen pemakan tumbuhan atau herbivora merupakan konsumen tingkat I atau biasa disebut juga konsumen primer. Sedangkan, konsumen pemakan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II atau konsumen sekunder. Begitu seterusnya sampai benar-benar tidak ada lagi organisme yang memakan si konsumen, yang dinamakan konsumen puncak. Setelah itu, konsumen puncak akan mati  yang akan dibusukkan dan diuraikan oleh dekomposer. Dekomposer akan menghasilkan bahan anorganik, air dan gas yang akan diperlukan oleh tumbuhan.

5.   Kebegargantungan Dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan antar individu beda spesies yang membentuk rantai makanan.


Gambar 2. Rantai Makanan
(sumber: slideser.net)

Berdasarkan Gambar 2, dapat kita ketahui bahwa rumput sebagai produsen, belalang sebagai konsumen tingkat I, tikus sebagai konsumen tingkat II, ular sebagai konsumen tingkat III, burung elang sebagai konsumen tingkat IV serta bakteri dan jamur sebagai dekomposer. Energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya matahari yang kemudian diubah oleh organisme autotrof menjadi energi kimia. Energi tersebut kemudian diteruskan ke organisme heterotof dalam bentuk senyawa-senyawa organik. Dari gambar tersebut terlihat terjadinya proses makan dan dimakan, rumput dimakan belalang, belalang dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan burung elang dan setelah elang mati akan diuraikan oleh jamur dan bakteri. Hasil dari penguraian tersebut akan diserap kembali oleh tumbuhan. Jadi, rantai makanan adalah proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lainnya dalam tingkat tertentu. Hubungan anatr rantai makanan yang lebih kompleks disebut jaring-jaring makanan.


Gambar 3. Piramida Ekologi
(sumber: agusper.blogspot.com)

Piramida ekologi adalah susunan tingkat tropik secara berurutan sesuai dengan rantai makanan. Piramida ekologi dibedakan menjadi piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida energi. Piramida jumlah menggambarkan jumlah organisme yang menempati setiap tingkat trofik. Piramida biomassa menggambarkan jumlah berat total organisme yang menempati setiap tingkat trofik. Sedangkan, piramida energi menggambarkan jumlah energi yang terkandung dalam setiap trofik.

6.   Pola Interaksi dalam Ekosistem
Interaksi antara organisme di dalam suatu ekosistem akan membentuk suatu pola. Pola-pola tersebut antara lain:
a.   Predasi, yaitu pola interaksi yang terbentuk antara pemangsa dengan mangsanya. Contohnya ular memakaan tikus.
b.   Kompetisi, yaitu pola interaksi yang terbentuk antar makhluk hidup yang berbeda jenis untuk merebutkan satu hal yang sama. Contohnya sapi dan kambing berkompetisi merebutkan rumput dalam tempat yang sama.
c.   Netralisasi, yaitu pola interaksi yang terbentuk dari hubungan makhluk hidup yang tidak saling mempengaruhi, meskipun berbagai organisme hidup pada habitat yang sama. Contohnya pola interaksi netralisasi, yaitu interaksi antara ayam dan kucing.
d.   Antibiosis, yaitu interaksi antar makhluk hidup yang menghambat pertumbuhan makhluk hidup yang lain. Contohnya pada interaksi antara jamur Penicillium dengan jenis mikroorganisme lain..
e.   Simbiosis terbagi menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensialisme. Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang saling menguntungkan antar dua spesies organisme yang hidup bersama, contohnya pada bunga dan lebah. Sedangkan, simbiosis parasitsme adalah hubungan antara dua organisme berbeda spesies dimana salah satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak lain dirugikan, contohnya pada benalu yang hidup pada tumbuhan lain dan simbiosis komensialisme adalah hubungan antara dua spesies organisme, yang menguntungkan satu pihak, tetapi pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan, contohnya simbiosis antara ikan badut dengan anemon laut.



Kesimpulan


Dari pembahasan di atas, dapat saya simpulkan bahwa ekosistem merupakan suatu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup penyusun ekosistem terdiri dari individu, populasi dan komunitas. Komponen penyusun ekosistem ada dua, yaitu biotik dan abiotik. Dalam ekosistem terdapat interaksi yang berupa simbiosis maupun rantai makanan


biologi.fkip.ummetro.ac.id

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe For Email Feed

Email_SubscriptionsSign up to receive breaking news

Pages

Popular Posts