Nama : Ervina Agustin
NPM : 15320042
Prodi :
Pendidikan Biologi B
Semester : 3
Dosen Pengampu : Agil
Lepiyanto, M. Pd.
Pertemuan ke- : 5
Jurnal Telaah Biologi SMP
A. .PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Alloh SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal “Telaah Biologi
SMP”yang dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Telaah Biologi SMP yang diampu
Bapak Agil Lepiyanto, M. Pd. Jurnal ini berisi penjelasan Ekosistem.
Saya menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua fihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan jurnal ini.
Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan jurnal ini dari awal sampai akhir. Semoga jurnal ini mampu menambah
ilmu bagi pembaca.
B. SUBTANSI
1.
Pertumbuhan
dan perkembangann
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan perkembanagan
3.
Metamorphosis
4.
Metagenesis
C. REVIEW PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan
adalah proses bertambahnya ukuran (diantaranya volume, massa dan tinggi). Pertumbuhan
terjadi karena proses pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini
terjadi karena pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Pertumbuhan
bersifat kuabtitatif, artinya dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pertumbuhan
bersifat irreversible.
Pengukuran
akan menghasilkan suatu grafik sigmoid.
Berdasarkan
grafik tersebut, pertumbuhan dibagi menjadi empat fase:
a.
Fase lag
( pertumbuhan, sel-sel yang membelah hanya sedikit).
b.
Fase eksponensial
( pertumbuhan mencapai maksimum, sel-sel aktif membelah dan mengalami elongasi.
c.
Fase stasioner
(pertumbuhan terhenti atau nol, ukuran tumbuhan sudah tidak mengalami
perubahan)
d.
Fase kematian
( tumbuhan mengalami penuaan).
Perkembangan merupakan proses perubahan yang
menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pematangan atau kedewasaan makhluk hidup.
Perkembangan merupakan proses kualitatif sehingga tidak dapat diukur.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat
berkecambah, ada dua tipe perkecambahan, yaitu perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hypogeal.
1)
Perkecambahan
epigeal
Cirri utama
terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah. Hal ini terjadin karena
pemanjangan bagian hipokotil, yaitu ruas batang bawah kotiledon. Kotiledon dan
plumula/bakal daun terdorong ke permukaan tanah. Contoh kacang kedelai, kacang
tanah dan lain-lain
2)
Perkecambahan
hypogeal
Cirri utama
ditandai dengan teringgalnya kotiledon didalam tanah. Bagian yang mengalami
pemanjangan adalah ruas batang diatas kotiledon atau disebut epikotil sehingga
bakal daun atau plumula menembus tanah dan kotiledon tetap didalam tanah. Contoh
padi, jagung, dan lain lain.
Pada akhir perkecambahan akan terbentuk akar,
batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pola-pola pertumbuhan seperti berikut:
1.
Pertumbuhan
primer
Pertumbuhan
yang terjadi akibat aktivitas meristem apical. Meristem apical dibagi menjadi
tiga daerah yaitu daerah pembelahan, pemanjangan(elomngasi), dan differensiasi.
2.
Pertumbuhan
sekunder
Pertumbuhan
yang terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada meristem
sekunder(lateral) yaitun cambium vaskuler dan cambium gabus.
2.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
a.
Faktor internal
Faktor internal
merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang
berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan meliputi faktor intraseluler
dan ekstraseluler..
1)
Faktor intraseluler
Faktor intraseluler
terdapat didalam sel tumbuha. Contohnya gen
2)
Faktor interseluler
Faktor interseluler
yang dilepaskan oleh sel untuk mengatur pertumbuhan dan prkembangan yaitu hormone.
Hormone pada tumbuhan disebut fitohormone.
a)
Auksin
Auksin dibagian
koleoptil. Fungsi auksin adalah sebagai berikut:
·
Merangsang
aktivitas cambium
·
Mencegah
rontoknya daun, bunga dan buah
·
Merangsang
pembentukan buah dan bunga
·
Merangsang
pemanjangan buah dan bunga
·
Membantu
pembentukan buah tanpa biji
Disisi lain
auksin akan terhambat jika terkena cahaya matahari. Akibatnya bagian yang tidak
terkena cahaya matahari dapat tumbuh lebih panjang.
b)
Giberelin
Bekerja
secara sinergis dengan auksin saat terjadi perkecambahan. Giberelin berfungsi
sebagai berikut:
·
Memacu aktivitas
cambium
·
Memperbesar
ukuran buah
·
Merangsang
pertumbuhan tunas
·
Mengakibatkan
tanaman tumbu tinggi
·
Menghasilkan
buah tanpa biji
·
Dan lainya
·
Merangsang
pembentukan enzim amylase yang berperan mengubah makanan cadangan berupa amilum
menjadi glukosa.
c)
Sitokinin
Merupakan
hormone pertumbuhan yang dapat berrinteraksi dengan auksin untuk memacu pembelahan sel
(sitokinesis). Fungsi sitokinin sebagai berikut:
·
Menghambat
proses penuaaan
·
Membantu
perkecambahan biji
·
Merangsang
pembelahan sel
·
Merangsang
pertumbuhan daun dan pucuk
·
Menghambat
efek dominansi apical oleh auksin
·
Merangsang
pertumbuhan memanjang pada akar
d)
Gas etilen
Diproduksi pada jaringan buah yang tua. Fungsi
gas etilen :
·
Mempertebal
pertumbuhan batang
·
Memacu proses
pematangan buah
·
Merangsang
pengguguran daun dan bunga
Selain bekerja
sendiri, gas etilenjuga berinteraksi dengan hormone lain.
Ø Interaksi dengan giberelin dapat menagtur
perbandingan antara bunga jantan dan bunga betina
Ø Interaksi dengan auksin dapat memacu
pembungaan
e)
Asam absisat
Kerja asam
absisat berlawanan dengan auksin dan giberelin.
Fungsi asam
absisat bagi tumbuhan:
·
Menunda
pertumbuhan
·
Memacu pengguguran
bunga dan buah
·
Menghambat
pembelahan dan pembentangan sel
·
Merangsang
penutupan stomata selama tumbuhan kekurangan air
·
Memacu pengguguran
daun pada musim kering sehingga mengurangi penguapan.
f)
Asam traumalin
Tanaman
mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tunuhnya ( regenerasi).
Kemampuan ini dipengaruhi oleh hormone luka ( asam traumalin). Hormone ini
berfingsi merangsang pembelahan sel, sehingga jaringan yang rusak akan
digantikan dengan jaringan baru.
g)
Kalin
Kalin adalah
hormone yang berfungsi merangsang pembentukan organ pada tumbuhan.kalin dapat
dibedakan menjadi:
·
Rhizokalin:
merangsang pembentukan akar
·
Kaulokalin
: merangsang pembentukan batang
·
Fitokalin:
merangsang pembentukan daun
·
Antokalin:
merangsang pembentukan bunga
b.
Faktor eksternal
1.
Air
Senyawa
utama yang penting bagi tumbuhan berperan sebagai berikut:
a)
Sebagai
pelarut universal
b)
Menetukan
laju fotosintesis
c)
Membantu
proses perkecambahan biji
d)
Sebagi medium
berbagai reaksi enzimatis
e)
Menganngkut
unsure hara maupun fotosintesis
2.
Cahaya
Intensitas
cahaya yang diterima oleh tumbuhan tidak boleh berlebihan maupun kekurangan. Sebaiknya
jika tanaman kekurangan cahaya dapat mengalami etiolasi.
Etiolasi
merupakan peristiwa tumbuhan yang cepat di tempat gelap. Ciri-ciri tanaman yang
mengalami etiolasi sebagai berikut:
·
Tanaman
berwarna pucat
·
Batang lemah
kurus
·
Batang memanjang
cepat
·
Daun tidak
berkembang akibat kekurangan klorofil
3.
Kelembapan
Kelembapan
udara yang rendah dapat meningkatkan laju transpirasi sehingga penyerapan air
dan unsure hara meningkat.
4.
Nutrient
Tumbuhan
memerlukan nutrient sebagai sumber energy
1.
Makronutrien
meliputi nitrogen, sulfur, karbon, hydrogen, oksigen, fosfor, kalsium,
magnesium, dan lain lain.
2.
Mikronutrien
meliputi besi, boron, managn, seng, tembaga, dan lain-lain.
5.
Suhu
Suhu berpengaruh
terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
6.
Oksigen
Dibutuhkan
untuk proses respirasi aerob.
7.
Nilai PH
PH
menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsure hara dalam tanah.
3.
Metamorfoosis
Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan
yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran
atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan
differensiasi sel yang secara radikal berbeda.
· Metamorphosis sempurna
Metamorfosis sempurna atau dikenal dengan
istilah holometabola merupakan perubahan bentuk yang terjadi pada serangga
dimana hewan muda memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan bentuk hewan
dewasa. Dan biasanya keduanya memiliki cara makan bahkan habitat yang berbeda.
Terdapat fase transisi yang mana merupakan titik perubahan bentuk menjadi
bentuk hewan dewasanya. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi pada metaorfosissempurnaialah:
a.FaseTelur
Hewan betina akan meletakkan telur- telurnya di tempat yang sesuai dengan kebutuhan dengan perkembangan calon anaknya. Contohnya seperti pada kupu- kupu yang meletakkan telur- telurnya di permukaan daun hal ini karena larva atau hewan muda merupakan pemakan tumbuhan. Pada fase telur ini, embrio hasil fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus mengalami pembelahan, membentuk organ-organ, sampai pada waktu tertentu tergantung pada jenis spesiesnya. Telur- telur nyamuk memiliki struktur yang ringan dan rapat seperti sebuah rakit. Induk- induk nyamuk meletakkan telur- telurnya di permukaan air yang tenang. Hal ini karena larva nyamuk akan menghabiskan kehidupannya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan telur-telur ini akan menetas menjadi larva atau hewan muda.
b.FaseLarva
Pada fase ini larva atau hewan muda sangat aktif makan. Induk betina meletakkan telur-telur ditempat yang sesuai dengan makanannya. Ulat, larva dari kupu- kupu mampu menghabiskan dedaunan dimana ia hinggap. Larva hewan yang memiliki eksoskleton (rangka luar), seperti pada serangga akan mengalami pergantian kulit atau eksdisis atau molting. Hal ini karena ukuran tubuhnya makin membesar sehingga dibutuhkan eksoskleton yang baru untuk ukuran tubuhnya yang membesar. Pergantian kulit dapat terjadi sampai beberapa kali dan pada waktu yang ditentukan larva akan berhenti makan dan memasuki fase berikutnya, yaitu menjadi pupa. Perubahan ini dikontrol oleh hormonal di dalam tubuh larva.
c.FasePupa
Pupa atau kepompom merupakan fase transisi. Tubuh kepompom dilindungi dengan rangka luar yang keras di sebut dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar serangga berada dalam kondisi inaktif (makan). Di balik kokon, tubuh pupa sangat aktif melakukan metabolisme pembentukan organ—organ dan bentuk hewan dewasanya. Kebutuhan akan energi diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam tubuh larva. (pada fase larva sangat aktif makan, dan sebagian makanannya akan disimpan untuk fase pupa). Fase pupa memakan waktu yang bervariasi
a.FaseTelur
Hewan betina akan meletakkan telur- telurnya di tempat yang sesuai dengan kebutuhan dengan perkembangan calon anaknya. Contohnya seperti pada kupu- kupu yang meletakkan telur- telurnya di permukaan daun hal ini karena larva atau hewan muda merupakan pemakan tumbuhan. Pada fase telur ini, embrio hasil fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus mengalami pembelahan, membentuk organ-organ, sampai pada waktu tertentu tergantung pada jenis spesiesnya. Telur- telur nyamuk memiliki struktur yang ringan dan rapat seperti sebuah rakit. Induk- induk nyamuk meletakkan telur- telurnya di permukaan air yang tenang. Hal ini karena larva nyamuk akan menghabiskan kehidupannya di dalam air. Setelah waktu yang ditentukan telur-telur ini akan menetas menjadi larva atau hewan muda.
b.FaseLarva
Pada fase ini larva atau hewan muda sangat aktif makan. Induk betina meletakkan telur-telur ditempat yang sesuai dengan makanannya. Ulat, larva dari kupu- kupu mampu menghabiskan dedaunan dimana ia hinggap. Larva hewan yang memiliki eksoskleton (rangka luar), seperti pada serangga akan mengalami pergantian kulit atau eksdisis atau molting. Hal ini karena ukuran tubuhnya makin membesar sehingga dibutuhkan eksoskleton yang baru untuk ukuran tubuhnya yang membesar. Pergantian kulit dapat terjadi sampai beberapa kali dan pada waktu yang ditentukan larva akan berhenti makan dan memasuki fase berikutnya, yaitu menjadi pupa. Perubahan ini dikontrol oleh hormonal di dalam tubuh larva.
c.FasePupa
Pupa atau kepompom merupakan fase transisi. Tubuh kepompom dilindungi dengan rangka luar yang keras di sebut dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar serangga berada dalam kondisi inaktif (makan). Di balik kokon, tubuh pupa sangat aktif melakukan metabolisme pembentukan organ—organ dan bentuk hewan dewasanya. Kebutuhan akan energi diperoleh dari simpanan cadangan makanan di dalam tubuh larva. (pada fase larva sangat aktif makan, dan sebagian makanannya akan disimpan untuk fase pupa). Fase pupa memakan waktu yang bervariasi
· Fase
imago ( Dewasa)
Sampai waktu yang ditentukan, pupa akan
keluar dari cangkangnya menjadi hewan dewasa (imago) dengan bentuk yang sangat
berbeda. Pada fase ini, imago memiliki cara makanan dan habitat yang berbeda
dengan larvanya. Fase imago merupakan fase reproduksi dimana, hewan dewasa akan
saling mengadakan perkawinan (jantan dan betina ), yang akan membentuk ratusan
telur-telur, dan akan mengulangi siklusnya.
·
Metamorphosis tidak sempurna
Metamorfosis
tidak sempurna atau hemimetabola perubahan bentuk yang tidak mengalami fase
pupa. Pada pertumbuhan dan perkembangan hemimetabola, hewan muda memilikibetuk
yang sama dengan hewan dewasa, hanya saja ukuran dan kematangan organ
reproduksinya yang berbeda. Oleh karena itu, hewan muda disebut dengan nimfa,
bukan larva. Tahapan- tahapan pada hemimetabolayaitu:
a.TELUR
Seperti pada umumny serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang sesuai dan aman untuk perkembangan embrio. Embrio- embrio di lindungi dengan struktur telur yang bercangkang zar kiitin. Sampai pada waktu yang ditetukan, telur akan menetas menjadi nimfa.
b.NIMFA
Berbeda dengan kelompok holometabola, hemimetabola lagsung memiliki bentuk hewan yang sesungguhnya, nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk kematangan organ reproduksi. Nimfa juga mengalami eksdisis untuk mengganti kerangka luar tubuhnya akibat pertumbuhan yang membuat ukurantubuhnyamakinmembesar.
a.TELUR
Seperti pada umumny serangga, telur- telur diletakkan ditempat yang sesuai dan aman untuk perkembangan embrio. Embrio- embrio di lindungi dengan struktur telur yang bercangkang zar kiitin. Sampai pada waktu yang ditetukan, telur akan menetas menjadi nimfa.
b.NIMFA
Berbeda dengan kelompok holometabola, hemimetabola lagsung memiliki bentuk hewan yang sesungguhnya, nimfa, yang ukurannya lebih kecil. Nimfa akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk kematangan organ reproduksi. Nimfa juga mengalami eksdisis untuk mengganti kerangka luar tubuhnya akibat pertumbuhan yang membuat ukurantubuhnyamakinmembesar.
c.IMAGO
Imago memiliki kematangan reproduksi dan siap untuk melakukan perkawinan. Siklus akan kembali terulang.
4. Metagenesis
Pergiliran
keturunan atau metagenesis adalah daur hidup yang dialami oleh
organisme, yang untuk setiap fase/tahapnya melibatkan individu dengan kandungan
genetik berbeda: biasanya tahap haploid (n) dan tahap diploid (2n).
D. Kesimpulan
Perkembangan makhluk hidup itu tak lebas dari Pertumbuhan sedangkan pertumbuhan itu sendiri adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat di pengaruhi oleh faktor genetik dan hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen, suhu, kelembapan, dan pH. Pertumbuhan pada hewan sering disebut juga perkembangan, yaitu perkembangan dari zigot sampai dewasa. Pertumbuhan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan bermitosis terus-menerus. Sedangkan pada Manusia itu mengalami dua tahap pertumbuhan dan perkembangan, yaitu prakelahiran dan pascakelahiran.